Lebaran Dikala Pandemi


Lebaran 1442 masih dalam keadaan pandemi, mudik masih dilarang dengan banyak penyekatan bagi yg ‘bandel’ mudik tahun ini. Namun Lebaran ya tetap Lebaran gaes, ga peduli masa pendemi atau engga, nuansa lebaran tetap syahdu dengan berbagai moment dan hikmah penting disetiap perjalanannya.

Alunan takbir tetap masuk ke relung hati, merayakan kemenangan sekaligus kesedihan berpisah dengan Ramadhan mulia. Target khataman yang tak tercapai karena hanya mampu berlari sampai Juz 25, serta 12 episode podcast #pejuangkebaikan yang mentok di episode ke 8 adalah salah satu hal yang menjadi catatan penting saya di Ramadhan kemarin.

Dengerin podcastnya disini yuk Podcast Motivasi Bisnis

Namun Lebaran tahun ini adalah berkah bagi kebersamaan keluarga besar kami, yang kita kira akan terasa berat dan hambar ternyata malah penuh senyum bahagia, yang kita kira akan terasa monoton ternyata malah penuh warna.

Sungging senyum di wajah Papa Mama adalah kebahagiaan kami, jawaban atas doa-doa yang dipanjatkan keduanya untuk kebersamaan solid keluarga besar kami. Sungguh Alloh lah pembuat rencana terbaik, manusia hanya bisa mengira-ngira namun ketentuanNya lah yang akan datang kepada kita, karenanya sungguh akan tersiksa hatinya bagi orang yang tidak memahami konsep takdir. Manusia hanya diwajibkan berikhtiar sebaik mungkin, dan serahkan hasil akhirnya kepada Alloh SWT.

Baca Juga Diary Lockdown #01

Jadi hari pertama Lebaran kita habiskan untuk berinteraksi dengan keluarga inti, Alhamdulilah bisa Shalat Ied di Masjid setelah tahun lalu menjadi Imam dan Khatib dadakan di rumah gara-gara pelarangan Shalat Ied berjamaah di masjid. Saling memaafkan adalah keharusan, makan opor dan rendang serta ketupat seperti layaknya Lebaran di waktu normal sebelum pandemi, hanya bagi-bagi angpao kepada para bocah aja yang agak hilang, karena tidak ada moment kumpul bareng seluruh keluarga, tapi ya Biya Basel happy-happy aja sih hahaha.

Alhamdulillah juga adik papa rumahnya satu komplek jadi bisa silaturahim dan video call dengan saudara-saudara dari Medan yang saya belum pernah bertemu langsung, karena keluarga kami multikultur jadi seru, banyak variasi daerah mulai dari Sunda, Jawa, dan Medan. Pokoknya Indonesia banget deh.

Hari ke-2 kita rencana jalan tipis-tipis aja ke daerah bogor...... ceritanya nanti di post terpisah ya biar kalian ga kepanjangan bacanya.

Oya Taqobalallohu minna wa minkum ya teman-teman semua, mohon maaf lahir dan batin dari kami sekeluarga, semoga pandemi ini segera berakhir ya. Salam

Previous
Next Post »
1 Komentar
avatar

Wahhh seneng liatnya :). Bisa kumpul bareng ortu. THN ini lagi2 aku msh blm bisa mas. Ortu di Medan, aku di JKT. Msh belum berani kalo hrs naik pesawat.. JD terpaksa minta maaf lagi ke ortu Krn blm bisa pulang. Tapi kemarin itu kami semua, bareng adek2 ku yg tersebar di lain kota juga, vidcall bareng lah. Sedikit mengobati :). Btw, maaf lahir batin yaa mas . Kunjungan perdana kesini nih :)

Balas