(Kembali) Mencoba Menjadi Narablog


Menjalankan profesi seoarang Narablog atau biasa dikenal dengan Blogger sebenarnya berawal dari keinginan untuk sharing pengalaman yang dialami sehari-hari, ditambah lagi kan kayanya keren ya kalau banyak yang baca tulisan kita dan menginspirasi banyak orang. Bahkan dulu saya sempat membuat blog khusus untuk jualan kaos, fungsinya cuma sebagai etalase barang dagangan aja dan engga kepikiran hal-hal lain. Blog lain yang sempat saya coba ber ‘niche’ Pendidikan, isinya adalah konten cara mengajar dan aktifitas kelas yang pernah saya lakukan sewaktu dulu menjadi staff pengajar di salah satu sekolah swasta di bilangan Tangerang Selatan, tapi ya itu tadi hanya sekedarnya saja.

MENDAPAT INSPIRASI 

Berbicara mengenai inspirasi, memang bisa datang dari mana saja, salah satunya dari membaca tulisan narablog yang lain atau kejadian yang dialami pribadi sehari-hari. Namun semua tidak semulus yang dibayangkan, pasti ada tantangan, salah satunya adalah konsistensi, kadang semangat tinggi untuk mengeluarkan pikiran, namun ketika hilang ide biasanya update blog juga menjadi terbengkalai. Beruntung bagi saya, beberapa bulan yang lalu saya bertemu kawan-kawan blogger di Facebook, saya mulai mengikuti akun sosmed mereka dan melihat bagaimana mereka sangat antusias dalam menulis dan update blog secara berkala.

Tulisan-tulisan mereka yang beraneka ragam, dan selalu update dalam mengisi blog membuat saya terkesima, betapa konsisten para blogger ini dalam menulis, sesuatu hal yang mungkin selalu saya lalaikan. Dengan berbekal semangat saya mulai kembali menulis tulisan pendek harian di Instagram selama 30 hari, dan sampai tulisan ini dibuat saya masih rutin menulis tulisan pendek saya di Instagram @andigarmadi (doakan semoga konsisten)

Dari merekalah saya banyak belajar mengenai konsistensi, gaya penulisan, sampai desain dan postingan yang keren di sosial media. Di titik ini saya seperti didorong untuk kembali menempatkan jari ini di tuts keyboard laptop dan handphone untuk kembali menulis.

ERA DIGITAL BAGI NARABLOG

Lama saya merenung, kemudian mulai menyadari bahwa di era digital seperti sekarang, menjadi Narablog boleh jadi adalah solusi bagi para penulis untuk share karya mereka kepada publik dengan cepat, dengan teknologi kita mampu untuk menuliskan opini maupun pengalaman hidup tanpa melalui proses bertele-tele ataupun seleksi ketat ala media cetak jaman dulu.

Saya lebih senang menyebutnya transformasi digital, bagaimana perkembangan teknologi sekarang telah membawa kita pada fase revolusi industri 4.0. sebagaimana revolusi industri terdahulu dari mulai revolusi industry 1 sampai 3 yang kesemuanya bertujuan untuk memudahkan kerja manusia, menyederhanakan proses sehingga bisa menghasilkan hasil yang signifikan. Dulu rasanya sulit banget ya ketika kita ingin tulisan kita masuk di media cetak, persaingan pasti sangat ketat, belum lagi harus mengetik di mesin tik dan dikirim via pos selama berhari-hari, setelah itu kita menunggu kepastian yang belum pasti berapa lama. Well itu sekelumit masa lalu yang sudah dihilangkan oleh kemajuan digital.

Kemudahan yang didapat di era digital ini harus dong meningkatkan produktifiitas kita, terutama para blogger. Yang harus diutamakan adalah mencari ide dan niche tulisan saja, selebihnya teknologi akan membantu dalam menyiapkan platformnya semisal blogger atau wordpress. Gampang banget kan ? template sudah disiapkan, kita tinggal pilih yang cocok dengan selera kita. Tinggal tulis dan share di sosial media, jadilah tulisan kita mulai berseliweran di timeline.

Berbicara produktifitas, Era digital lagi-lagi memberikan kemudahan, seperti aplikasi ngeblog yang bisa di unduh di smartphone, jadi dimanapun kalian bisa menuliskan ide-ide di blog secara langsung, kalau tidak mau unduh pun kita masih bisa menggunakan fasilitas notes yang pastinya ada di tiap smartphone. Intinya adalah kemauan diri kita mau menulis atau tidak, dengan semua kemudahan yang ada seharusnya sih lebih semangat menulis ya (self reminder buat saya juga)

Selain menulis di blog sendiri, kemajuan teknologi telah membuka kesempatan untuk Narablog menulis artikel di portal berita, tentu saja dengan seleksi ya. Namun prosesnya tidak serumit masa lalu, sekarang tinggal ketik tulisan dan send via email, dan kita tinggal tunggu approval atau persetujuan pihak terkait, dan selesai.

Nah jadi yang diperlukan adalah kemaun kita untuk menulis, ide-ide perlu terus digali supaya tulisan kita menjadi lebih menarik minat pembaca. Kadang tulisan tidak harus Panjang, yang penting bisa mewakili suasana hati pembaca. Sering juga saya membaca cerita yang Panjang tetapi entah kenapa rasanya kok engga terasa banget, tahu-tahu sudah di ending cerita. Nah disitulah letak tantangan yang harus dihadapai para blogger, bagaimana ‘membius’ pembacanya supaya menyelesaikan bacaanya sampai akhir, dan itu tidak mudah Ferguso 😊


BANGGA MENJADI NARABLOG PADA ERA DIGITAL

Sebagai generasi (pra) milenial, yang mengetahui bagaimana pergeseran teknologi ini terjadi, tentu menjadi kebanggaan berada di barisan milenial yang energik dengan segudang kreatifitas tulisan dan karya, sekaligus juga tantangan, mampukah bersaing dengan mereka ?

Saya masih ingat dulu ketika sekolah harus menulis karangan sebanyak 2 lembar kertas folio secara manual, setelah itu berkembang dengan mengetik di mesin tik jadul yang beratnya bisa dipake sebagai barbel di gym. Saya yakin generasi milenial tidak mengenal jenis mesin tik type barbel seperti saya.

Dari sekian banyak pengalaman menulis, saya terbilang minim melakukan publikasi dan tentu saja apresiasi menjadi barang mahal. Palingan Cuma share di WA grup keluarga saja, itupun entah dibaca atau tenggelam oleh chat pesan berantai yang memaksa disebarkan kembali jika tidak ingin kesialan menimpa.

Di beberapa tulisan blog memang ada sih  beberapa komen yang mengapresiasi tapi tidak banyak, maklumlah ngeblog masih sekedar menyalurkan cerita dan aspirasi diri saja. Kepercayaan diri saya mulai tumbuh lagi ketika saya mendapat apresiasi berupa regram pada hari ke-7 tulisan pendek di Instagram oleh akun @30haribercerita, pencapaian yang sangat berarti dalam ukuran saya yang baru mulai menulis kembali setelah sekian lama vakum. Rasanya tuh seneng banget, begitupun ketika membaca komen yang muncul di postingan tersebut, Alhamdulillah seperti mendapatkan energi tambahan untuk menulis lagi dan lagi.

Acara di Kantor Microsoft

Menjadi Narablog juga berarti berksempatan menyebarkan informasi kepada publik. Selain itu kita juga mempunyai kewajiban untuk memberikan konten positif, setidaknya berkontribusi dengan cara tidak menyebarkan informasi yang berpotensi memecah belah atau berita hoax yang meresahkan. Bukankah akan lebih bermanfaat jika kita share hal-hal yang berguna bagi para netizen semisal berbagi ilmu atau tips & trik iya kan ?.

Rasanya senang ketika bisa menyebarkan kebaikan, setidaknya kita bisa berpartisipasi memberi motivasi, cerita membangun dan kegiatan positif. Terus terang saya merasa prihatin dengan kondisi informasi negatif sekarang ini, aroma kebencian, kenyiyiran, serta hoax seperti menghiasi timeline sosial media. Bahkan banyak yang tadinya teman malah berantem karena beda pilihan politik. Lelah sudah rasanya membaca energi negatif yang membumbung tinggi.

Nah, menyebar konten positif adalah suatu solusi untuk menenggelamkan berita negatif tersebut di beranda kita, dengan aktif menuliskan status positif maupun share tulisan blog kita yang menginspirasi setidaknya akan memberikan warna baru bagi teman yang membaca timeline sosial media, siapa tahu ada teman yang sedang membutuhkan semangat karena gundah gulana akibat ditinggal pergi pacarnya, ketika membaca blog yang kita bagikan suasana hatinya menjadi lebih ceria dan termotivasi untuk bangkit dari keterpurukan. Kan jadi bernilai ibadah betul tidak ?

Jujur ya, menuliskan apa yang ada dikepala kita itu seperti memberikan kepuasan bathin tersendiri, bisa menyalurkan ide melalui media tulisan akan menimbulkan gairah seperti melepaskan suatu kepenatan. Dari sana mulai tercipta gaya tulisan dan niche yang membuat kita nyaman dalam menulis. Berhasil membuat tulisan yang menyentuh hati pembacanya merupakan prestasi tersendiri, bukankah para penulis ulung juga memulai tulisan dari satu paragraf ?

Hal-hal kecil kecil seperti itulah yang membuat saya bangga menjadi narablog,


MEMBUNGKUS RESOLUSI

2019 yang baru dimasuki menjadi tonggak untuk menentukan tujuan 1 tahun kedepan, resolusi yang biasa menjadi usang seiring waktu berjalan harus segera diperbaiki, dengan konsistensi.  Ya konsistensi adalah resolusi yang rasional bagi saya yang baru bergerak lagi untuk menulis, bisa memaksimalkan waktu antara kerjaan di kantor dan kegiatan blogging sehingga bisa seiring seirama. Karena kadang ketika tumpukan kerjaan kantor overload, energi dan ide untuk menulis otomatis akan menurun, yang pada akhirnya terlupakan.

Pengen banget mendisiplinkan diri menulis harian, bahkan mungkin bermimpin membuat sebuah buku, ah….. mudah-mudahan saja dengan konsistensi menulis di 2019 maka selangkah demi selangkah dapat mendekati impian. Aamiin

Previous
Next Post »
0 Komentar